Senin, 28 Desember 2009

Dewasa itu pilihan

Ternyata setua apapun umur kita, belum tentu jadi jaminan untuk membuat kita dewasa. Seperti tagline sebuah iklan, Tua itu pasti – Dewasa itu pilihan.

Dewasa itu…
Menurut kamus bahasa inggris terbitan Princeton, definisi dewasa adalah dimana pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita secara fisik dan mental sudah mencapai sebuah keutuhan pada tingkat tertentu. Biasanya cirri-ciri dewasa ini dapat terlihat dari perubahan fisik kita yang hampir mencapai tahap sempurna. Misalnya, buat anak cewek kedewasaan ditandai dengan proses menstruasi, payudara yang membesar, rambut yang tumbuh di area ‘khusus’ dan tubuh yang mulai terlihat bentuk dan lekuknya. Sementara buat anak cowok, kedewasaan ditandai dengan suara yang berubah, tumbuhnya rambut di daerah ‘khusus’ atau tubuh yang meninggi. Nah, semua ‘gejala’ diatas adalah pertanda kedewasaan yang dilihat dari segi fisik.
Menurut segi hukum, kita baru dianggap dewasa bila sudah berumur 17 tahun dan memiliki KTP. Bahkan, bila kita belum merayakan sweet seventeen, tapi sudah menikah, kita pun sudah dianggap dewasa. Hal ini membuat kita diakui pemerintah, bahkan kita sudah boleh ikut PEMILU. Wah, bangga ya rasanya bila sudah dianggap dewasa oleh semua orang.

Tambah tua,,,pasti!
Tiap tahun, umur kita pasti bertambah. Seiring pertambahan umur juga, kita mendapatkan ‘hak istimewa’ yang lebih ‘istimewa’ disbanding tahun sebelumnya. Misalnya nih, umur 17 bisa dapat KTP bahkan boleh bikin SIM. Kalau diluar negeri malah, begitu umur 18 tahun, boleh ‘hidup terpisah’ dari orangtua. ‘hak istimewa’ bisa bertambah, bisa jadi karena kita dianggap sudah dewasa. Perubahan fisik yang mengikuti pertambahan umur, juga bikin orang ngasih kita ‘label’ dewasa. Bolehlah tiap tahun umur kita nambah, tapi apa pertambahan umur itu bikin kita otomatis bisa jadi dewasa?
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa kedewasaam didukung oleh dua factor, kesiapan fisik dan mental. Nah, kesiapan mental ini maksudnya adalah bagaimana sikap, karakter, dan tingkah laku dalam keseharian. Mulai dari hal yang paling sederhana, misalnya bagaimana cara kita mengatur uang jajan Rp 100.000,00 untuk seminggu. Atau bagaiman kita menyelesaikan pertikaian diantara kedua sobat baik kita sampai menghadapi masalah yang paling ribet seperti bagaimana caranya kita bisa bertahan dan tetap berpikiran positif ketika menghadapi ortu yang sering berantem.
Jadi, belum tentu saat umur kita 17, kita otomatis bisa disebut dewasa secara lengkap,kan?

Dewasa itu pilihan!
Kedewasaan sebetulnya secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan menerima keadaan diri dan menggunakannya dalam berinteraksi dikehidupan social, mulai dengan keluarga sendiri, teman, guru, dan sebagainya. Makanya kedewasaan selain bisa dilihat dari bagaimana kita memperlakukan orang lain, juga bagaimana kita menerima diri kita sendiri. Hal inilah yang disebut sebagai aspek emosional, dalam kedewasaan.
Aspek lain dalam kedewasaan adalah intelektual dan social. Intelektual, maksudnya kemampuan membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang mendalam, data maupun pendapat banyak pihak yang menjadi pertimbangan untuk pengambilan sikap tersebut.
Sedangkan soal aspek social, kemampuan kita untuk membina hubungan dengan orang lain, mempu bekerjasama dan menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
Jadi bukan berarti selepas perayaan sweet seventeen party, kita bebas nuntut ke ortu untuk mengijinkan kita pulang malam, asyik-asyik ke disco, atau bebas kepas pergi sama pacar. Well look at your self! Tanya sama diri kita sendiri, sudah seberapa besar kemampuan kita untuk bertanggung jawab? Maksudnya, pernah nggak kita melanggar janji ke nyokap? Atau melanggar semua aturan yang ada disekolah atau di rumah? Atau pernah nggak kita bête banget karena si adik dibeliin hp baru sedangkan kita nggak. Hmmm! Kalau jawabannya iya, itu pertanda kita belum dewasa. Karena orang yang sudah dewasa adalah orang yang mengerti betul keberadaannya dan juga bisa mengerti keberadaan orang lain dan lingkungan sekitar. Dewasa juga berarti lebih banyak menggunakan akal sehat dibandingkan emosi. Kalau umur kita sudah 17 tahun tapi masih doyan ngambek, jangan ngaku dewasa deh!

JADI DEWASA, YUK !
· Bisa menerima dan mencintai segala kekurangan dan kelebihan yang ada di diri kita. Mulai dari bentuk sampai sifat kita.
· Bisa menghargai orang lain ?(walupun kita tidak mengenal orang itu) seperti kita menghargai diri sendiri.
· Bisa mengatur uang untuk mencukupi keperluan sehari-hari.
· Bisa mengucapkan selamat tinggal pada semua yang pernah kita miliki, bila memang sudah waktunya berpisah. Mulai dari boneka kesayangan, binatang peliharaan, sobat terdekat, sampai kepergian ortu.
· Berani mengungkapkan pendapat dan pekiran kita sendiri dan berani pula mempertanggung jawabkannya.
· Berani membuat dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pemikiran dan menerima semua konsekuensi dari keputusan itu.
· Tidak takut untuk menangis atau mengeluarkan air mata, bila sedang sedih atau susah. Begitu pula sebaiknya.
· Bisa mengatur waktu antara sekolah, pacaran, sobatan, family time dan juga waktu untuk diri sendiri.
· Bisa mengerjakan tugas dan kewajiban, tanpa disuruh atau diawasi orang lain.
· Bisa menerima kritik dengan akal sehat dan hati yang lebar dan belajar untuk memaafkan satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar