Selasa, 08 Desember 2009

sebuah senyuman

Kita memang mesti tetap tersenyum saat mengalami kekecewaan atau ada sesuatu yang berjalan nggak sesuai seperti harapan kita. Senyum membuat kita lebih optimis dan positif menghadapi apapun. nggak percaya ? simak dulu yang ini….


MUDAH DIPAHAMI
Senyuman adalah ekspresi manusia paling awal yang kita pelajari. Coba deh kita tersenyum sama seorang bayi yang baru lahir, tanpa waktu lama ia akan balas senyuman pada kita. Menurut penelitian oleh Asosiasi Dokter Amerika, bahkan seorang bayi yang buta pun, yang belum pernah melihat senyuman, tahu cara tersenyum !
Selain itu, senyuman juga menjadi komunikasi non-verbal (tanpa kata-kata) yang paling mudah kita pahami. Ini didukung dengan penelitian yang menunjukkan bahwa bayi akan lebih bereaksi terhadap wajah yang tersenyum, dibandingkan yang nggak. Bayi berumur 5-10 bulan saja sudah bisa membedakan mana ibu mereka dan mana yang bukan dengan cara memberikan senyum palsu saat didekati orang asing, tapi langsung tersenyum girang saat didekati ibu mereka..
Saking mudahnya mengenali senyuman, konon kita sudah bisa melihat orang tersenyum bahkan dari jarak 300 kaki sekalipun! Ini membuktikan betapa senyum menjadi alat bantu komunikasi yang efektif dan mudah untuk menarik perhatian orang lain. Bayangkan, bila bayi saja mau menoleh melihat kita yang tersenyum, apalagi si dia? Saking penting dan menariknya sebuah senyuman, sampai ada ilmu yang namanya gelotologi yang khusus mempelajari bidang senyuman dan tawa.


SENYUM = BAHAGIA
Tersenyum akan membuat kita lebih bahagia dan irit energy. Kenapa? Secara biologis, kita cuma butuh 17 otot muka untuk tersenyum, tetapi kita memerlukan 42 otot muka untuk cemberut. Berarti lebih banyak lagi energy yang terbuang untuk membuat muka kita jadi jelek,kan? Selain itu, sebuah senyuman yang terhias diwajah, akan memotivasi dan memberi energy positif bust diri kita.
Bayangkan, saat mendapat nilai jelek atau mengetahui kalau gebetan kita nonton bareng cewek lain. Pasti bete-nya selangit! Biasanya, kalau sudah begini kita Cuma bisa menangis didalam kamar, sambil menyesali diri. Sekarang, coba kita menghalau perasaan sedih itu dengan tersenyum.
Nggak perlu senyuman lebar kayak Mr. Smiley. Menurut para ahli, ada 18 jenis senyuman untuk segala situasi, mulai dari senyum sinis, sampai senyum lebar saat hati senang banget. Saat lagi bĂȘte, kita Cuma butuh senyum tulus yang benar-benar keluar dari hati kita.
Gerakan untuk tersenyum membuat otot-otot disekitar mata dan dahi kita akan ikut tertarik ke atas. Tarikan otot ini membantu melepaskan ketegangan dari otot sekitar otak dan dahi yang kaku akibat berkonsentrasi dan berpikir keras. Tambahan lagi, proses tersenyum akan memicu zat kimia endorphin yang ada di otak. Zat ini berfungsi sebagai trigger rasa senang dan bahagia, sehingga otak bisa lebih rileks untuk mencari solusi dari masalah yang sedang kita hadapi.


JANGAN ASAL SENYUM
The power of smile memang membawa motivasi dan semangat positif buat kita. Misalnya, saat kita tersandung dan jatuh ditengah-tengah lapangan, kita masih bisa tersenyum miris, walau agak sedikit dipaksakan. Tapi senyuman yang terpaksa ini, justru membantu kita mengatasi situasi kikuk dan memalukan akibat jatuh tadi. Dan mau nggak mau, senyum terpaksa ini, ,malah meningkatkan rasa pede kita dan lebih berani dalam mengatasi masalah.
Tapi kita juga mesti ingat bahwa senyum juga bisa salah digunakan. Maksudnya, jangan terlalu sering memaksakan senyuman. Karena terkadang, sebuah senyuman palsu (tidak tulus), malah menbuat kita dan juga orang lain yang melihatnya, merasa tidak nyaman dan curiga. Senyuman yang tulus ( dijuluki duchenne, diambil dari nama neurologist Perancis yang pertama kali menemukan fenomena senyum tulus dan senyum palsu) membuat otot-otot wajah, terutama disekitar mata ikut terangkat. Sementara senyum palsu Cuma membuat otot mulut saja yang bergerak.
Jadi, tersenyumlah saat kita ingin dan butuh tersenyum. Siapa tahu, akan ada orang yang menghampiri sambil bilang, hey girl, I love your smile! (Dea's Blog : dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar